KELAS : 3 EA 14
NPM : 13210250
PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian
produk
dan jasa
demi memenuhi kebutuhan
dan keinginan. Perilaku konsumen
merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk
barang berharga
jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan
dengan mudah, sedangkan untuk
barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan
dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
- Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
- Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
- Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
- Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
- Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
- Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.
- Faktor-faktor yang memengaruhi
Terdapat
5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
- Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
- Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
- Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
- Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
- Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan
Setiap
konsumen memiliki tipe perilaku pembelian yang khas. dalam mengambil keputusan
pembelian, sebagian konsumen melakukan lima langkah keputusan pembelian seperti
yang telah disebutkan sebelumnya,
sebagian hanya melakukan beberapa langkah dan sebagian mungkin hanya melakukan
langkah pembelian saja, Schiffman and
Kanuk dalam Sumarwan menyebutkan ada
tiga tipe pengambilan keputusan konsumen, yaitu:
a.
Extensive Problem Solving (Pemecahan
Masalah Diperluas)
Ketika
konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau
merek pada kategori tersebut atau tidak membatasi jumlah merek yang akan
dipertimbangkan ke dalam jumlah yang lebih mudah dievaluasi, maka proses
pengambilan keputusannya disebut pemecahan masalah diperluas. Konsumen
membutuhkan banyak informasi untuk menetapkan kriteria dalam menilai produk
atau merek tertentu. Konsumen juga membutuhkan informasi yang cukup mengenai
masing-masing merek yang akan dipertimbangkan.
b.
Limited Problem Solving (Pemecahan
Masalah Terbatas)
Pada
tipe pengambilan keputusan ini, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk
mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut.
Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk dapat membedakan antara
berbagai merek tersebut. Dalam hal ini, konsumen menyederhanakan proses
pengambilan keputusan sebagai akibat
waktu dan sumber daya yang dimiliki konsumen terbatas.
c.
Routinized Problem Solving
(Pemecahan Masalah Rutin)
Pada
tipe pemecahan masalah ini, konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk
yang akan dibelinya. Konsumen telah memiliki standar untuk mengevaluasi merek
dan cukup mengingat kembali apa yang telah diketahuinya. Konsumen hanya
membutuhkan sedikit informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar