Jumat, 12 Oktober 2012

CONTOH KASUS PERILAKU KONSUMEN

NAMA  : Herdyah Mayandini Giatayu
KELAS : 3 EA 14
NPM     : 13210250

CONTOH KASUS PERILAKU KONSUMEN


Dalam materi perilaku konsumen ini akan dibahas tentang Analisis Perilaku Konsumen dalam Pembelian Komputer Merek Acer. Jadi dengan mempelajari sikap konsumen diharapkan dapat menentukan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang terhadap produk komputer merek tertentu (Acer), berarti konsumen itu mau menerima atau merasa senang terhadap produk komputer, sehingga bila produk komputer tersebut ditawarkan kepada konsumen, kemungkinan besar akan dibeli oleh konsumen tersebut. Di samping itu juga perilaku konsumen dalam membeli produk komputer tidak hanya dipengaruhi oleh sikap seseorang, tetapi juga akan dipengaruhi oleh variabel norma subyektif, karena produk komputer merupakan produk yang mempunyai keterlibatan tinggi (high involment) dalam proses pengambilan keputusan beli.
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, landasan teori dan hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel dalam penelitian ini adalah variabel keyakinan diri akan manfaat komputer merek Acer, evaluasi akan manfaat membeli komputer merek Acer, keyakinan akan pendapat orang lain, motivasi untuk mengikuti pendapat orang lain, sikap, norma subyektif, dan minat membeli komputer merek Acer.
Dalam proses pengolahan data, untuk menghitung masing-masing indikator, maka akan digunakan skala Thorstone, di mana menghitung masing-masing indikator, dengan apa yang ingin diketahui, kemudian responden diminta untuk memberikan jawaban yang paling sesuai dengan pendapatnya baik yang bersifat positif atau negatif. Skala Thorstone digunakan dengan pertimbangan (1) karena menggunakan interval sama dengan setiap pertanyaan sehingga pertanyaan ekstrim dapat dihindari, (2) skala Thorstone dapat digunakan apabila dimasukkan hanya item-item yang telah disetujui bersama dan jelas berhubungan dengan apa yang akan diteliti.
Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu sebesar 10% dari jumlah mahasiswa. Jumlah ini dianggap sudah representatif untuk mewakili populasi. Menurut Gay (dalam Husein Umar, 1999 : 50) jumlah sample sebesar 10% dari populasi sudah dapat diterima. Jumlah sampel yang akan dijadikan responden sebesar 145 orang.
Dalam usaha untuk mencapai tujuan penelitian dan pengujian hipotesis, maka data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan suatu analisis sesuai dengan kebutuhan penulisan. Untuk kepentingan analisis dan pengujian hipotesis, data diolah secara statistik dengan menggunakan alat bantu program SPSS yang sesuai dengan model analisis dan diolah dengan bantuan komputer. Dalam penelitian ini, data yang berhasil dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan pendekatan Analisis Regresi Sederhana dan Berganda.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan, bahwa:
1. Keyakinan penting dari konsumen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap sikap berperilaku konsumen dalam pembelian produk komputer merek Acer. Ini dapat dilihat pada nilai t-hitung sebesar 15,66 dibandingkan dengan t-tabel 1,98 dan juga nilai R2 = 0,6181 serta koefisien regresi 1,3744.
2. Evaluasi konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap sikap berperilaku konsumen dalam pembelian komputer merek Acer. Hal ini dapat dilihat pada nilai t-hitung = 11,06 dibandingkan dengan t-tabel 1,98. Nilai koefisien determinasi R2 yang diperoleh sebesar 0,4538 berarti variasi dalam variabel sikap berperilaku konsumen dapat dijelaskan oleh variabel evaluasi konsumen sebesar 45,38%.
3. Motivasi konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap norma subyektif. Ini dapat dilihat pada nilai t-hitung 10,27 dibandingkan dengan t-tabel = 1,98. Nilai koefisien determinasi R2 yang diperoleh sebesar 0,4181, berarti bahwa variasi dalam variabel norma subyektif (NBMC) dapat dijelaskan oleh variabel motivasi konsumen sebesar 41,81%.
4. Keyakinan normatif konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap norma subyektif dalam penelitian komputer merek Acer. Ini ditunjukkan oleh nilai t-hitung = 19,75 dan t-tabel = 1,98. Koefisien regresi adalah 1,5312, berarti apabila terjadi kenaikan 1% pada variabel keyakinan normatif konsumen, maka akan terjadi perubahan kenaikan sebesar 1,53% pada variabel norma subyektif.
Nilai koefisien determinasi R2 yang diperoleh adalah sebesar 0,7145, berarti bahwa variasi dalam variabel norma subyektif (NBMC) dapat dijelaskan oleh variabel keyakinan normatif konsumen sebesar 71,45%.
5. Sikap konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap minat berperilaku. Hal ini dapat dilihat pada nilai t-hitung sebesar 4,688 dibandingkan dengan t-tabel 1,98. Koefisien regresi adalah sebesar 0,0767. Ini berarti apabila terjadi perubahan kenaikan sebesar 0,07 persen pada variabel minat berperilaku.
6. Norma subyektif berpengaruh secara signifikan terhadap minat berperilaku. Hal ini dapat dilihat pada nilai t-hitung = 4,959 dan t-tabel 1,98. Koefisien regresi adalah sebesar 0,0822, ini berarti apabila terjadi perubahan kenaikan satu persen pada variabel norma subyektif (SN), maka akan terjadi perubahan kenaikan sebesar 0,08 persen pada variabel norma subjektif.
7. Keyakinan penting dan evaluasi konsumen baik secara individual maupun bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap sikap berperilaku konsumen. Hal ini dapat dilihat pada nilai t-hitung (b1 = 10,923, e1 = 6,1) dibandingkan dengan t-tabel = 1,98, dan nilai F-hitung = 253,74 > F-tabel = 3,07.
Koefisien determinasi R2 = 0,6923 menujukkan bahwa 69,23% variasi dalam variabel sikap berperilaku (Ab) dapat dijelaskan oleh variabel keyakinan penting konsumen (bi) dan evaluasi konsumen (ei). Dari kedua variabel bebas tersebut, variabel keyakinan penting lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan evaluasi konsumen terhadap variabel sikap berperilaku.
Hal ini dilihat pada nilai t-hitung di mana t-hitung variabel bi lebih besar dari t-hitung variabel ei dan juga oleh besarnya koefisien regresi parsial (1,51 > 0,8525).
8. Keyakinan normatif konsumen dan motivasi konsumen baik secara individu maupun bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap norma subyektif. Hal ini dapat dilihat pada nilai thitung (13,30 dan 1,359) dan F-hitung = 215,557.
Koefisien determinasi R2 0,7270 menujukkan bahwa 25,70% variasi dalam variabel keyakinan normatif konsumen (Nbj) dan motivasi dari konsumen lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan motivasi konsumen terhadap variabel norma subyektif.
Hal ini dapat dilihat pada nilai t- hitung variabel motivasi konsumen (Mcj). Juga didukung oleh besarnya koefisien regresi parsial (1,376 > 0,2281).
9. Sikap berperilaku dan norma subyektif baik secara individu maupun bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat berperilaku konsumen. Hal ini dapat dilihat pada nilai t-hitung, yaitu: 2,871; 3,233, dan Fhitung 17,65.
Koefisien regresi parsial dari variabel sikap berperilaku lebih kecil dari pada variabel norma subyektif terhadap minat berperilaku. Koefisien determinasi R2 = 0,1924 menunjukkan bahwa 19,24% variasi dalam variabel minat berperilaku (BI) dapat dijelaskan oleh variabel sikap berperilaku (Ab) dan normasubyektif (SN).
10. Di antara kedua variabel, yakni: sikap berperilaku (Ab) dan norma subyektif (SN), variabel norma subyektif yang lebih besar pengaruhnya dibandingkan dengan variabel sikap berperilaku terhadap minat berperilaku (BI)

1 komentar:

  1. mantap mbak yu..
    tapi saya lagi nyari kasus prilaku konsumen terhadap produk laptop mbak..

    http://chaendablex.blogspot.com/2014/04/kemegahan-kubah-masjid-tembaga.html

    BalasHapus