Nama : Herdyah Mayandini Giatayu
Npm : 13210250
Kelas : 3EA14
· Karakteristik dari Konsumen Indonesia (pada umumnya)
Indonesia
memilki
lebih dari 220 juta penduduk dengan ratusan suku yang tersebar di
berbagai pulai.Sekalipun berbeda-beda suku dan bahasa,namun pasti ada
kesamaan
karakter,yang bisa dijadikan patokan bagi para marketer untuk
menjalankan
strategi marketing.10 karakter unik konsumen Indonesia bisa di jadikan
referensi yang pas untuk itu.Namun Anda harus hati-hati menyelami
karakter ini.
Karakter
dari konsumen Indonesia itu antara lain :
- Berpikir jangka pendek (short term perspective), ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.
- Tidak terencana (dominated by unplanned behavior), Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).
- Suka berkumpul, masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di Indonesia.
- Gagap teknologi (not adaptive to high technology), Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu menguasai teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna lain.
- Berorientasi pada konteks (context, not content oriented), konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri.
- Suka buatan Luar Negeri (receptive to COO effect), sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk luarnegeri daripada produk dalam negeri, karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di Indonesia
- Beragama (religious), Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama. Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang mengusung simbol-simbol agama.
- Gengsi (putting prestige as important motive), konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laristerjual di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang menyebabkangengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong orang untuk pamer. Budaya feodal yang masihmelekat sehingga menciptakan kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik kelas. Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan sehingga mendorong untuk saling pamer.
- Budaya lokal (strong in subculture), sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk luar negeri, namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi. Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
- Kurang peduli lingkungan (low consciousness towards environment), salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah kekurang pedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat, terutama mereka yang tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.
· Faktor yang Paling Mempengaruhi Perilaku Konsumen Indonesia, jelaskan sebabnya
Perilaku pembelian
konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial,
pribadi,
dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling luas
dan
paling dalam adalah faktor budaya.
Menurut Kolter, Philip,
Keller, Kevin Lane factor yang mempengaruhi perilaku konsumen sebagai
berikut :
- Faktor budaya
Budaya, sub-budaya,
dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya
merupakan
penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang
sedang
tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari
keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya.
Masing-masing
budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan
identifikasi dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan,
suku,
agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi
besar dan
cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang
cermat
disana.
- Faktor sosial
Selain faktor budaya,
perilaku konsumen di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti
kelompok
acuan, keluarga, peran, dan status sosial. Kelompok acuan terdiri dari
semua
kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap
sikap
atau perilaku orang tersebut. Keluarga meruapkan organisasi pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga
menjadi
kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Peran dan status sosial
seseorang menunjukkan kedudukan orang itu setiap kelompok sosial yang ia
tempati. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh
seseorang.
Masing-masing peran menghasilkan status.
Contoh, seorang
yang memiliki peran sebagai manajer dan status yang lebih tinggi dari
pegawai
kantor, dimana ia juga memiliki banyak keluarga dan anak, tentu ia akan
tertarik dengan produk mobil dari Toyota, karena ada kesesuaian antara
kebutuhan dan keunggulan Toyota sebagai mobil keluarga ideal terbaik
Indonesia,
ia bahkan juga bisa membeli pakaian mahal dan juga keluarganya, membeli
rumah
besar untuk keluarganya dan lain-lain.
- Faktor pribadi
Keputusan membeli
juga di pengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut
meliputi
usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,
kepribadian dan
konsep diri, juga nilai dan gaya hidup pembeli.
- Faktor Psikologi
Titik awal untuk
memahami perilaku konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran luar
seperti
ekonomi, teknologi, politik, budaya. Satu perangkat psikologi
berkombinasi
dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses
keputusan dan
keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi
dalam
kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dengan
keputusan
pembelian akhir. Empat proses psikologis (motivasi, persepsi, ingatan
dan
pembelajaran) secara fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen
terhadap
rangsangan pemasaran.
Sedangkan
menurut
James F. Engel – Roger D Blackwell-Paul W. Miniart dalam saladin
terdapat tiga
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1.
Pengaruh lingkungan, terdiri dari
budaya, kelas sosial,
keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah
memahami
pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam
mengambil
keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang
kompleks,
dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor
tersebut
diatas.
2.
Perbedaan dan pengaruh individu,
terdiri dari motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan
demografi.
Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang
menggerakkan
serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas
pengaruh
perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan
informasi,
pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut
menambah
minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut
mempengaruhi
perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar